Player FM - Internet Radio Done Right
Checked 1M ago
تمت الإضافة منذ قبل three أعوام
المحتوى المقدم من Magdalene Indonesia. يتم تحميل جميع محتويات البودكاست بما في ذلك الحلقات والرسومات وأوصاف البودكاست وتقديمها مباشرة بواسطة Magdalene Indonesia أو شريك منصة البودكاست الخاص بهم. إذا كنت تعتقد أن شخصًا ما يستخدم عملك المحمي بحقوق الطبع والنشر دون إذنك، فيمكنك اتباع العملية الموضحة هنا https://ar.player.fm/legal.
Player FM - تطبيق بودكاست
انتقل إلى وضع عدم الاتصال باستخدام تطبيق Player FM !
انتقل إلى وضع عدم الاتصال باستخدام تطبيق Player FM !
المدونة الصوتية تستحق الاستماع
برعاية
T
This Is Woman's Work with Nicole Kalil


1 QUALIFIED: How Competency Checking and Race Collide at Work with Shari Dunn | 284 33:58
33:58
التشغيل لاحقا
التشغيل لاحقا
قوائم
إعجاب
احب33:58
In this episode, we delve into the concept of being "qualified" in the workplace, examining who gets labeled as such, who doesn't, and the underlying reasons. We explore "competency checking"—the practice of scrutinizing individuals' abilities—and how it disproportionately affects underrepresented groups, often going unnoticed or unchallenged. Our discussion aims to redefine qualifications in a fair, equitable, and actionable manner. Our guest, Shari Dunn , is an accomplished journalist, former attorney, news anchor, CEO, university professor, and sought-after speaker. She has been recognized as Executive of the Year and a Woman of Influence, with her work appearing in Fortune Magazine, The Wall Street Journal, Ad Age, and more. Her new book, Qualified: How Competency Checking and Race Collide at Work , unpacks what it truly means to be deserving and capable—and why systemic barriers, not personal deficits, are often the real problem. Her insights challenge the narratives that hold so many of us back and offer practical solutions for building a more equitable future. Together, we can build workplaces and communities that don’t just reflect the world we live in, but the one we want to create. A world where being qualified is about recognizing the talent and potential that’s been overlooked for far too long. It’s not just about getting a seat at the table—it’s about building an entirely new table, one designed with space for all of us. Connect with Our Guest Shari Dunn Website& Book - Qualified: https://thesharidunn.com LI: https://www.linkedin.com/today/author/sharidunn TikTok: https://www.tiktok.com/@thesharidunn Related Podcast Episodes: How To Build Emotionally Mature Leaders with Dr. Christie Smith | 272 Holding It Together: Women As America's Safety Net with Jessica Calarco | 215 How To Defy Expectations with Dr. Sunita Sah | 271 Share the Love: If you found this episode insightful, please share it with a friend, tag us on social media, and leave a review on your favorite podcast platform! 🔗 Subscribe & Review: Apple Podcasts | Spotify | Amazon Music…
Episode 30 - Queer Movie: Representasi, Tokenisme, atau Queer Baiting?
Manage episode 314661892 series 3100121
المحتوى المقدم من Magdalene Indonesia. يتم تحميل جميع محتويات البودكاست بما في ذلك الحلقات والرسومات وأوصاف البودكاست وتقديمها مباشرة بواسطة Magdalene Indonesia أو شريك منصة البودكاست الخاص بهم. إذا كنت تعتقد أن شخصًا ما يستخدم عملك المحمي بحقوق الطبع والنشر دون إذنك، فيمكنك اتباع العملية الموضحة هنا https://ar.player.fm/legal.
Film adalah sebuah medium untuk menampilkan isu queer atau LGBT. Ada berbagai isu di dalamnya, seperti representasi, queer baiting sampai peran allies dalam film queer. Magdalene membahasnya bersama pembuat film Paul Agusta.
83 حلقات
Manage episode 314661892 series 3100121
المحتوى المقدم من Magdalene Indonesia. يتم تحميل جميع محتويات البودكاست بما في ذلك الحلقات والرسومات وأوصاف البودكاست وتقديمها مباشرة بواسطة Magdalene Indonesia أو شريك منصة البودكاست الخاص بهم. إذا كنت تعتقد أن شخصًا ما يستخدم عملك المحمي بحقوق الطبع والنشر دون إذنك، فيمكنك اتباع العملية الموضحة هنا https://ar.player.fm/legal.
Film adalah sebuah medium untuk menampilkan isu queer atau LGBT. Ada berbagai isu di dalamnya, seperti representasi, queer baiting sampai peran allies dalam film queer. Magdalene membahasnya bersama pembuat film Paul Agusta.
83 حلقات
كل الحلقات
×
1 #MagdeKaleidoskop 2024: Tahun Politik dan Isu Perempuan yang Digoreng 48:39
48:39
التشغيل لاحقا
التشغيل لاحقا
قوائم
إعجاب
احب48:39
2024 membawa banyak catatan penting yang menyangkut perempuan. Di #MadgeKaleidoskop kali ini, Magdalene melihat kembali catatan tersebut, mulai dari partisipasi politisi perempuan, implementasi UU TPKS, beban pekerjaan perawatan, hingga dampak masalah lingkungan bagi perempuan. Sejauh mana kebijakan dan perkembangan sosial-politik di Indonesia benar-benar memberikan perlindungan, kesetaraan, dan pemberdayaan bagi perempuan? Bersama Anindya Restuviani (Program Director Jakarta Feminist), Dr. Margaretha Hanita (Direktur WCR & Konsultan UNDP Indonesia), dan Sagita Adesywi (BHR Specialist UNDP Indonesia), kami mengajak kalian merefleksikan capaian dan tantangan yang masih dihadapi perempuan di Indonesia. So, what’s next for 2025? Apa sih yang bisa kita lakuin? Tonton obrolannya sampai habis, ya! Jangan lupa dukung channel ini dengan cara subscribe! Visit our official website: https://magdalene.co/…

1 Sinta Nuriyah: Merawat Toleransi, Mendorong Inklusi - Tadabbur Ramadan Episode 6 Season 2 12:24
12:24
التشغيل لاحقا
التشغيل لاحقا
قوائم
إعجاب
احب12:24
Di bulan Ramadan kali ini, Sinta Nuriyah tak absen mengadakan Sahur keliling. Kegiatan ini telah dilakoninya sejak tahun 2000, ketika suaminya Abdurahman Wahid alias Gus Dur masih menjadi Presiden keempat Indonesia. Di usianya yang senja, tak redup semangatnya memberikan tausiyah soal betapa pentingnya Islam rahmatan lil ‘alamin di negeri yang majemuk ini. Dia paham betul bagaimana agama yang dipolitisasi berdampak buruk terhadap perempuan dan kaum minoritas. Pemikirannya yang kritis juga melahirkan narasi baru yang mendorong pembicaraan soal kesetaraan gender di lingkup pesantren dan komunitas masyarakat Islam pada umumnya lewat kajian kritis atas kitab kuning. Buku itu membongkar ajaran agama yang telah diyakini banyak orang selama lebih satu abad. Simak kisah Sinta Nuriyah, legenda hidup sosok perempuan yang merawat toleransi, pejuang hak perempuan dan kelompok rentan, dibawakan Emma Rahmawati, Koordinator Gusdurian Jombang, Pengasuh di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Seblak Khoiriyah Hasyim Jombang serta simpul Rahima Jawa Timur, dan anggota Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) Tadabbur berarti merenungkan atau memerhatikan dengan seksama dan mendalam. Pada Season 2 Tadabbur Ramadan ini, kamu akan mendengar kisah para perempuan pejuang di Nusantara yang dinarasikan oleh para ulama perempuan yang tergabung dalam KUPI. Para tokoh ini bukan saja telah berjuang melawan kolonial tapi juga penjajahan atas hak-hak perempuan di masanya, sekaligus memberi kontribusi pada perkembangan Islam Nusantara. Tadabbur Ramadan adalah produksi Magdalene.co , bekerjasama dengan KUPI, dan didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Kunjungi Magdalene.co dan follow MagdaleneID di Instagram, TikTok, Facebook, Twitter dan YouTube.…

1 Siti Walidah Dahlan: Al Quran Menjamin Hak Perempuan atas Pendidikan - Episode 5 Season 2 Tadabbur Ramadan 12:48
12:48
التشغيل لاحقا
التشغيل لاحقا
قوائم
إعجاب
احب12:48
“Swargo Nunut, Neroko Katut”. Ke surga ikut, ke neraka terbawa. Pepatah Jawa ini cukup terkenal dan seringkali digunakan untuk menasehati perempuan agar patuh pada suami. Jika seorang suami masuk surga maka istrinya juga akan masuk surga, jika suami masuk neraka maka istrinya juga akan ikut. Namun itu tak berlaku bagi Nyai Walidah. Menurutnya pemahaman yang demikian itu justru bertolak belakang dengan Al Quran. Perempuan, menurutnya, juga mesti sama berilmu dengan laki-laki. Istri K.H Ahmad Dahlan ini tekun mengajari para buruh di Kauman dengan ilmu agama, membaca, dan menulis. Dia juga mendirikan perkumpulan pengajian perempuan bernama Sopo Tresno. Perkumpulan ini rutin mengadakan pengajian yang membahas ayat-ayat al-Quran dan Hadits, khususnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban perempuan. Sejak itu banyak perempuan di Kauman mulai memahami hak-haknya dan di antara mereka turut menentang kawin paksa. Pada 1917 pendirian organisasi perempuan Muhammadiyah, Aisyiyah, resmi dilakukan, dan berkembang pesat di nusantara hingga kini. Simak kisah Siti Walidah yang dibawakan Ninin Karlina, Anggota Majelis Pembinaan Kader Pimpinan Pusat Aisyiyah, sekaligus Simpul Rahima dan Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) Jawa Tengah Tadabbur berarti merenungkan atau memerhatikan dengan seksama dan mendalam. Pada Season 2 Tadabbur Ramadan ini, kamu akan mendengar kisah para perempuan pejuang di Nusantara yang dinarasikan oleh para ulama perempuan yang tergabung dalam KUPI. Para tokoh ini bukan saja telah berjuang melawan kolonial tapi juga penjajahan atas hak-hak perempuan di masanya, sekaligus memberi kontribusi pada perkembangan Islam Nusantara. Tadabbur Ramadan adalah produksi Magdalene.co, bekerjasama dengan KUPI, dan didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Kunjungi Magdalene.co dan follow MagdaleneID di Instagram, TikTok, Facebook, Twitter dan YouTube.…

1 Asmah Syahruni: Perempuan Memimpin, Mendorong Perubahan Tadabbur Ramadan: Episode 4 Season 2 15:14
15:14
التشغيل لاحقا
التشغيل لاحقا
قوائم
إعجاب
احب15:14
“Jangan meminta jatah atau keistimewaan karena kodrat perempuan kita. Tapi, kita harus menuntutnya jika memang layak untuk kita.” Prinsip itu dipegang teguh Asmah Syahruni, perempuan pejuang lintas zaman. Dia adalah guru di masa kolonial dan pendudukan Jepang. Lalu, menjadi anggota DPR periode 1955-1965. Asmah juga memimpin Muslimat Nahdatul Ulama dan menjadi satu dari lima perempuan generasi pertama politisi perempuan di kalangan NU. Sepanjang hidupnya dia mendorong dan menyuarakan agar perempuan dapat berkontribusi dengan leluasa di berbagai bidang. Termasuk di dunia politik dan juga menjadi seorang pemimpin. Simak kisah Asmah Syahruni yang dibawakan Pera Sopharianti, Direktur perhimpuan Rahima, salah satu inisiator Kongres Ulama Perempuan Indonesia KUPI dan anggota Majelis Musyawarah KUPI. Tadabbur berarti merenungkan atau memerhatikan dengan seksama dan mendalam. Pada Season 2 Tadabbur Ramadan ini, kamu akan mendengar kisah para perempuan pejuang di Nusantara yang dinarasikan oleh para ulama perempuan yang tergabung dalam KUPI. Para tokoh ini bukan saja telah berjuang melawan kolonial tapi juga penjajahan atas hak-hak perempuan di masanya, sekaligus memberi kontribusi pada perkembangan Islam Nusantara. Tadabbur Ramadan adalah produksi Magdalene.co, bekerjasama dengan KUPI, dan didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Kunjungi Magdalene.co dan follow MagdaleneID di Instagram, TikTok, Facebook, Twitter dan YouTube.…

1 Rahmah El Yunusiah: Melawan Diskriminasi Lewat Pendidikan - Tadabbur Ramadan Episode 3 Season 2 10:30
10:30
التشغيل لاحقا
التشغيل لاحقا
قوائم
إعجاب
احب10:30
Rahmah El Yunusiyah tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Ruang geraknya pun banyak dibatasi dalam kehidupan sosial di masyarakat. Namun berkat bimbingan ayahnya, seorang hakim agama dan cendekiawan Islam, kakak-kakaknya yang mengajarkannya membaca, dan sejumlah ulama terkenal di Minangkabau, ia mendapatkan pendidikan yang menginspirasinya untuk membangun sekolah perempuan. Diniyyah Putri, sebuah sekolah khusus perempuan, didirikan pada 1923 pada masa penjajahan Belanda. Diniyah Putri ikut dalam pergerakan Permi (Persatuan Muslimin Indonesia) yang secara aktif menentang praktik penindasan penjajah. Rahmah juga mendirikan Perserikatan Guru-Guru Poetri Islam di Bukittinggi, dan pernah juga menjadi ketua panitia penolakan Kawin Bercatat dan Ketua Penolakan Organisasi Sekolah Liar. Rahmah memahami pentingnya pendidikan bagi perempuan untuk memahami hak-hak dasar mereka sebagai anggota masyarakat. Spirit Rahmah El-Yunusiah patut kita teladani sebagai perempuan indonesia, bagaimana perempuan mampu berdaya dan berkarya di circle terkecil dan ruang khidmah masing-masing untuk kemaslahatan bersama, khususnya para perempuan. Simak Kisah Rahmah El Yunusiyah yang dibawakan oleh Siti Nurkholilah dari Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI). Tadabbur berarti merenungkan atau memerhatikan seksama dan mendalam. Pada season kedua ini, kamu akan mendengar kisah para perempuan pejuang di Nusantara. Mereka yang bukan saja telah berjuang melawan kolonial, namun juga penjajahan atas hak-hak perempuan di masanya, sekaligus memberi kontribusi pada perkembangan Islam Nusantara. Tadabbur Ramadan adalah produksi Magdalene.co bekerja sama dengan Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), didukung Kementerian Komunikasi dan Informatika…

1 Opu Daeng Risadju, Penggerak Anti Penjajahan - Tadabbur Ramadan: Episode 2 Season 2 12:27
12:27
التشغيل لاحقا
التشغيل لاحقا
قوائم
إعجاب
احب12:27
Opu Daeng Risadju adalah gelar yang diberikan kepada Famajjah. Perempuan yang mewarisi darah bangsawan Kerajaan Luwu itu lantang menyuarakan propaganda anti penjajahan hingga menempatkan dirinya sebagai ancaman bagi Belanda. Kisah perjuangan Famajjah mengingatkan kita pada sejarah perkembangan Islam yang dan peran para perempuan di dalamnya, termasuk Khadijah binti Khuwailid dan Asma binti Abu Bakar. Tak hanya itu, dalam medan peran, peran para sahabiyat juga menonjol. Di antara nama yang berjuang pada garis depan adalah Nusaibah binti Ka’ab atau Ummu Imarah Al-Anshariyyah. Simak kisah Opu Daeng Risadju yang dibawakan Ratna Ulfatul Fuadiyah, Pengasuh Pondok Pesantren MDQ Nur Iman, Purworejo, Jawa Tengah yang juga anggota jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia, KUPI dan simpul Rahima. Tadabbur berarti merenungkan atau memerhatikan dengan seksama dan mendalam. Pada Season 2 Tadabbur Ramadan ini, kamu akan mendengar kisah para perempuan pejuang di Nusantara yang dinarasikan oleh para ulama perempuan yang tergabung dalam KUPI. Para tokoh ini bukan saja telah berjuang melawan kolonial tapi juga penjajahan atas hak-hak perempuan di masanya, sekaligus memberi kontribusi pada perkembangan Islam Nusantara. Tadabbur Ramadan adalah produksi Magdalene.co, bekerjasama dengan KUPI, dan didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Kunjungi Magdalene.co dan follow MagdaleneID di Instagram, TikTok, Facebook, Twitter dan YouTube.…

1 Kartini dan Agama yang Memanusiakan - Tadabbur Ramadan Episode 1 Season 2 16:24
16:24
التشغيل لاحقا
التشغيل لاحقا
قوائم
إعجاب
احب16:24
Dalam sebuah surat kepada Stella Zihandelaar dan Abendanon, RA Kartini "mengeluh" karena disuruh membaca Al Quran tanpa tahu isi kandungannya. Ini pula yang mendorongnya untuk menginspirasi seorang Kiai asal Semarang, Kiai Sholeh Darat, untuk menerjemahkan Alquran ke dalam Bahasa Jawa. Banyak hal yang dilakukan Kartini sesungguhnya memiliki dimensi spiritual yang amat tinggi. Ia melakukan apa yang menjadi misi Islam, yakni membebaskan manusia dari ketertindasan. Simak kisah Kartini yang dibawakan Nyai Siti Rofiah Dosen Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Walisongo Semarang, Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Salatiga, Anggota Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI). Tadabbur berarti merenungkan atau memerhatikan seksama dan mendalam. Pada Season 2 Tadabbur Ramadan ini, kamu akan mendengar kisah para perempuan pejuang di Nusantara yang dinarasikan oleh para ulama perempuan yang tergabung dalam KUPI. Para tokoh ini bukan saja telah berjuang melawan kolonial tapi juga penjajahan atas hak-hak perempuan di masanya, sekaligus memberi kontribusi pada perkembangan Islam Nusantara. Tadabbur Ramadan adalah produksi Magdalene.co, bekerjasama dengan KUPI, dan didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Kunjungi Magdalene.co dan follow MagdaleneID di Instagram, TikTok, Facebook, Twitter dan YouTube.…

1 Episode 7 Tadabbur Ramadan bersama Usman Kansong: Laki-laki Perlu Dukung Syiar yang Ramah Perempuan 49:38
49:38
التشغيل لاحقا
التشغيل لاحقا
قوائم
إعجاب
احب49:38
Tadabbur berarti merenungkan atau memerhatikan seksama dan mendalam. Bersama para perempuan ulama, Magdalene mengajak kita semua melihat kembali tafsir Al-Quran atas beberapa isu penting terkait perempuan. Di episode kali ini, Redaktur Pelaksana Magdalene.co Purnama Ayu Rizky berbincang dengan Usman Kansong, Dirjen Informasi Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, soal narasi yang tersebar di publik tentang perempuan dalam Islam. Mulai perkara KDRT, perempuan pekerja, pernikahan anak, kekeliruan memahami Alquran dan Hadist terkait rumah tangga, perempuan dalam ekologi, dan keulamaan perempuan. Tadabbur Ramadan bersama Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia adalah produksi Magdalene, didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.…

1 Episode 6 Tadabbur Ramadan Bersama Nyai Umdah El Baroroh: Merawat Bumi, Kewajiban Umat yang Diabaikan 8:20
8:20
التشغيل لاحقا
التشغيل لاحقا
قوائم
إعجاب
احب8:20
Umdah El Baroroh adalah dosen Institut Pesantren Mathaliul Falah, pendamping santri putri Mansajul Ulum, Pati, dan jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia. Nyai Umdah mengajak kita merenungkan tugas manusia sebagai khalifah di bumi. Yakni beribadah dan melestarikan kehidupan di bumi untuk merealisasikan kemaslahatan dan mencapai tujuan sa’adatud darain (bahagia di dunia dan akhirat). Dia juga bercerita bagaimana pandemi Covid 19 telah menguatkan kesadarannya untuk hidup lebih ramah lingkugan, sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran 190-191 yang menganjurkan manusia memikirkan alam semesta. Simak penuturan lengkap Nyai Umdah El Baroroh dalam episode ke enam Tadabbur Ramadan. Tadabbur Ramadan bersama Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia adalah produksi Magdalene, didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia…

1 Episode 5 Tadabbur Ramadan bersama Nyai Pera Sopariyanti: Antara Menikah dan Mengejar Cita-Cita: Bagaimana Islam Memosisikan Perempuan 12:29
12:29
التشغيل لاحقا
التشغيل لاحقا
قوائم
إعجاب
احب12:29
Pera Sopariyanti adalah anggota Majlis Musyawarah KUPI, dan Wakil Ketua LKKNU Kab Bogor. Saat ini beliau menjabat sebagai Direktur Perhimpunan Rahima. Organisasi ini berfokus pada pendidikan dan informasi terkait Islam dan hak-hak perempuan. Sebuah kitab karya Syaikh Imam Nawawi al-Bantani yang menjadi salah satu kitab wajib di pondok pesantren khususnya bagi santri putri, membuat Pera risau. Kitab ini menerangkan relasi suami isteri yang menurutnya sangat timpang. Gambaran dalam kitab itu ia temukan dalam relasi guru-gurunya di pesantren bersama pasangan mereka. Dia mulai bertanya mengapa laki-laki lebih punya banyak kesempatan mewujudkan mimpi mereka, sementara perempuan sebaliknya, bahkan ketika menikah semua mimpinya terhenti? Dia bahkan sempat khawatir Ibunya berdosa sebab sangat aktif dan memberi pengaruh besar dalam keluarga terutama dalam pengambilan keputusan. Bagaimana akhirnya ia menemukan jawaban atas kegelisahannya? Simak penuturan lengkap Nyai Pera Sopariyanti dalam episode ke lima Tadabbur Ramadan. Tadabbur Ramadan bersama Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia adalah produksi Magdalene, didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.…

1 Tadabbur Ramadan Episode 4 bersama Nyai Fatmawati Hilal: Tidak Ada KDRT dalam Al-Quran 11:00
11:00
التشغيل لاحقا
التشغيل لاحقا
قوائم
إعجاب
احب11:00
Fatmawati Hilal adalah seorang dosen Fiqh Siyasah dan Ilmu Falak, Program Studi Ilmu Falak, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Alauddin Makassar, Dia juga Sekretaris Pengurus Besar Darud Da’wah wal Irsyad (PB DDI) dan anggota RAHIMA, Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI). Nyai Fatmawati menyaksikan situasi tidak adil gender sejak dirinya masih nyantri, termasuk kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang berulang kali terjadi di dekatnya. Sejak itu ia gelisah dan memupuk keberanian untuk bisa melawan, terlebih ketika menyaksikan perempuan yang tidak terima perlakuan buruk dari suami, tidak punya keberanian melakukan perlawanan sebab takut dianggap dosa besar. Kondisi ini menurut Nyai Fatimah terjadi karena kebanyakan orang memahami Al-Quran dan Hadis secara tekstual. Sehingga memberi makna bahwa ketaatan kepada suami terutama dalam hubungan seksual adalah sesuatu yang mutlak, dan tidak boleh ditawar-tawar. Laki-laki tidak perlu tahu, apakah isterinya sedang baik-baik saja atau malah tidak mood dalam melakukan hubungan seksual. Padahal semestinya tidak demikian. Simak penuturan lengkap Nyai Fatimah Hilal dalam episode keempat Tadabbur Ramadan. Tadabbur Ramadan bersama Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia adalah produksi Magdalene, didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.…

1 Tadabbur Ramadan Episode 3 bersama Nyai Najma Millah: Benarkah Islam Mendukung Pernikahan Anak? 13:14
13:14
التشغيل لاحقا
التشغيل لاحقا
قوائم
إعجاب
احب13:14
Najma Millah adalah pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid AL Islami Jember Jawa Timur, bagian dari Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI). Ketika menikah, ia tinggal di lingkungan pesantren tempat suami. Di sana Najma resah melihat fenomena perkawinan usia anak, yang bahkan ikut dibenarkan oleh tokoh agama dan para tetua dengan dalil agama. Nyai Najma Mila mengingatkan kembali soal bukti transmisial dan sejarah yang memperlihatkan bahwa Rasulullah SAW tidak mengawini Sayyidah Aisyah, kecuali saat beliau berusia 18 tahun. Sebaliknya, justru Nabi Muhammad sangat memperhatikan pendidikan perempuan. Bahkan memposisikannya dalam ranah amat penting. Sebagaimana dikatakan األولي مدرسة االم (Al Ummu Madrasatul Ula). Ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya. Jika anak perempuan diputus akses pendidikannya, bagaimana mungkin ia akan menjadi guru pertama bagi anak-anaknya?.Simak penuturan lengkap Nyai Najma Millah dalam episode ketiga Tadabbur Ramadan. Tadabbur Ramadan bersama Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia adalah produksi Magdalene, didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia…

1 Tadabbur Ramadan Episode 2 bersama Nyai Khotimatul Husna: Islam Mendukung Kiprah Perempuan di Ruang Publik 11:54
11:54
التشغيل لاحقا
التشغيل لاحقا
قوائم
إعجاب
احب11:54
Khotimatul Husna adalah Penyuluh Agama Islam KUA Kapanewon Banguntapan. Dia juga anggota Dewan Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia Yogyakarta, dan anggota jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia. Sebuah pesan dari Ibu selalu diingatnya, “Bentangkan tikar untuk mengajarkan kebaikan semampumu di manapun berada”. Ini membuat dia mempertanyakan sikap masyarakat yang resisten terhadap peran publik perempuan. “Mengapa perempuan harus diperlakukan tidak adil dan dilabeli negatif ketika berkiprah di ranah publik, meskipun secara sosial kontribusinya besar?” atau “Mengapa untuk mendapatkan pengakuan dan otoritas, perempuan harus bekerja ekstra keras dibanding laki-laki?’’ Hingga dia menemukan bahwa anggapan yang demikian itu lahir dari pemahaman yang bias terhadap teks agama. Simak penuturan lengkap Nyai Khotimatul Husna dalam episode kedua Tadabbur Ramadan. Tadabbur Ramadan bersama Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia adalah produksi Magdalene, didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.…

1 Tadabbur Ramadan Episode 1 bersama Nyai Nur Rofiah: Menafsirkan Alquran Secara Adil Bagi Perempuan 9:35
9:35
التشغيل لاحقا
التشغيل لاحقا
قوائم
إعجاب
احب9:35
Islam hadir salah satunya untuk memperbaiki derajat dan perlakuan manusia terhadap perempuan. Hal ini banyak dijelaskan dalam Al-Quran yang merupakan kunci dari berbagai ilmu, di mana seseorang dapat meraih kebaikan dan menambah iman di dalam hati. Di bulan Ramadan ini, Magdalene.co bersama Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia meghadirkan Tadabbur Ramadan. Tadabbur yang berarti merenungkan atau memerhatikan seksama dan mendalam, mengajak kita melihat kembali tafsir Al-Quran dengan adil bagi perempuan. Episode pertama dibawakan oleh Nur Rofiah, seorang dosen Ilmu al-Quran dan Tafsir Program Paecasarjana Perguruan Tinggi Ilmu al-Quran (PTIQ) Jakarta dan Anggota Majelis Musyawarah Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia. Sebagai perempuan Muslim dia gelisah ketika menyadari adanya tindakan menyakiti perempuan yang seakan didukung oleh Al-Qur’an. Hingga kemudian dia menemukan bahwa akar persoalan tindakan menyakiti perempuan yang seakan dibenarkan oleh Al-Qur’an berasal dari pemahaman atau tafsir manusia atasnya. Simak penuturan lengkap Nur Rofiah dalam episode pertama Tadabbur Ramadan. Tadabbur Ramadan bersama Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia adalah produksi Magdalene, didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia…

1 Media dan Gender 5: Obati Akar Permasalahan 42:21
42:21
التشغيل لاحقا
التشغيل لاحقا
قوائم
إعجاب
احب42:21
Media berita di Indonesia sering dikritisi karena liputan yang tidak sensitif gender. Mulai dari headline yang mengobyektifikasi perempuan, diksi yang melanggengkan stereotip, sampai framing yang sensasional dan memprovokasi kebencian akan kelompok LGBTIQ. Pelatihan gender terhadap wartawan cukup berhasil memberikan perspektif gender kepada mereka, namun sekembalinya ke newsroom upaya untuk memperbaiki liputan masih dikalahkan oleh kebutuhan media akan trafik. Editor disalahkan sebagai salah satu pihak yang paling bertanggung jawab akan hal ini. Bagaimana tanggapan para editor? Dengarkan roundtable discussion yang melibatkan 15 editor dan perwakilan dari komunitas di Jawa Tengah dan Yogyakarta di awal Oktober lalu. Diskusi diselenggarakan Magdalene bekerja sama dengan Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), dan didukung oleh Investing in Women, sebuah inisiatif Pemerintah Australia. #FTWMedia…
مرحبًا بك في مشغل أف ام!
يقوم برنامج مشغل أف أم بمسح الويب للحصول على بودكاست عالية الجودة لتستمتع بها الآن. إنه أفضل تطبيق بودكاست ويعمل على أجهزة اندرويد والأيفون والويب. قم بالتسجيل لمزامنة الاشتراكات عبر الأجهزة.