المحتوى المقدم من Penyair Digital. يتم تحميل جميع محتويات البودكاست بما في ذلك الحلقات والرسومات وأوصاف البودكاست وتقديمها مباشرة بواسطة Penyair Digital أو شريك منصة البودكاست الخاص بهم. إذا كنت تعتقد أن شخصًا ما يستخدم عملك المحمي بحقوق الطبع والنشر دون إذنك، فيمكنك اتباع العملية الموضحة هنا https://ar.player.fm/legal.
Player FM - تطبيق بودكاست انتقل إلى وضع عدم الاتصال باستخدام تطبيق Player FM !
When a young Eva Kollisch arrives as a refugee in New York in 1940, she finds a community among socialists who share her values and idealism. She soon discovers ‘the cause’ isn’t as idyllic as it seems. Little does she know this is the beginning of a lifelong commitment to activism and her determination to create radical change in ways that include belonging, love and one's full self. In addition to Eva Kollisch’s memoirs Girl in Movement (2000) and The Ground Under My Feet (2014), LBI’s collections include an oral history interview with Eva conducted in 2014 and the papers of Eva’s mother, poet Margarete Kolllisch, which document Eva’s childhood experience on the Kindertransport. Learn more at www.lbi.org/kollisch . Exile is a production of the Leo Baeck Institute , New York | Berlin and Antica Productions . It’s narrated by Mandy Patinkin. Executive Producers include Katrina Onstad, Stuart Coxe, and Bernie Blum. Senior Producer is Debbie Pacheco. Associate Producers are Hailey Choi and Emily Morantz. Research and translation by Isabella Kempf. Sound design and audio mix by Philip Wilson, with help from Cameron McIver. Theme music by Oliver Wickham. Voice acting by Natalia Bushnik. Special thanks to the Kollisch family for the use of Eva’s two memoirs, “Girl in Movement” and “The Ground Under My Feet”, the Sophia Smith Collection at Smith College and their “Voices of Feminism Oral History Project”, and Soundtrack New York.…
المحتوى المقدم من Penyair Digital. يتم تحميل جميع محتويات البودكاست بما في ذلك الحلقات والرسومات وأوصاف البودكاست وتقديمها مباشرة بواسطة Penyair Digital أو شريك منصة البودكاست الخاص بهم. إذا كنت تعتقد أن شخصًا ما يستخدم عملك المحمي بحقوق الطبع والنشر دون إذنك، فيمكنك اتباع العملية الموضحة هنا https://ar.player.fm/legal.
"ku minum kopi-kopi fancy semata agar nyawa tak tergoda kembali ke alam mimpi. (maaf saja, perutku sombong tak cocok dengan kopi murah). peduli setan tak punya rumah dan duit milyaran meski umur sudah 30-an. punya dan bisa kerja saja sudah lumayan". Tentang jajan kopi yang sering dituduh jadi penyebab mengapa kita gak kaya kaya. Padahal, masalahnya lebih kompleks dari itu. Puisi ini mencoba menceritakannya secara sederhana.
المحتوى المقدم من Penyair Digital. يتم تحميل جميع محتويات البودكاست بما في ذلك الحلقات والرسومات وأوصاف البودكاست وتقديمها مباشرة بواسطة Penyair Digital أو شريك منصة البودكاست الخاص بهم. إذا كنت تعتقد أن شخصًا ما يستخدم عملك المحمي بحقوق الطبع والنشر دون إذنك، فيمكنك اتباع العملية الموضحة هنا https://ar.player.fm/legal.
"ku minum kopi-kopi fancy semata agar nyawa tak tergoda kembali ke alam mimpi. (maaf saja, perutku sombong tak cocok dengan kopi murah). peduli setan tak punya rumah dan duit milyaran meski umur sudah 30-an. punya dan bisa kerja saja sudah lumayan". Tentang jajan kopi yang sering dituduh jadi penyebab mengapa kita gak kaya kaya. Padahal, masalahnya lebih kompleks dari itu. Puisi ini mencoba menceritakannya secara sederhana.
"ku minum kopi-kopi fancy semata agar nyawa tak tergoda kembali ke alam mimpi. (maaf saja, perutku sombong tak cocok dengan kopi murah). peduli setan tak punya rumah dan duit milyaran meski umur sudah 30-an. punya dan bisa kerja saja sudah lumayan". Tentang jajan kopi yang sering dituduh jadi penyebab mengapa kita gak kaya kaya. Padahal, masalahnya lebih kompleks dari itu. Puisi ini mencoba menceritakannya secara sederhana.…
"...kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. hari besok punya kesusahannya sendiri". Tentang hal dalam hidup yang tak perlu dipikir sekaligus semuanya sekarang
"hari hari ini kita bersembunyi di dunia Netflix. karena di dunia nyata yang penuh kesedihan, kekhawatiran, dan ketakutan, hanya di sana lah kita bisa chill"
"mereka berisik! tak bisa diam! meski sudah ku minta berhenti sampai aku menangis sekaligus menjerit, sampai suaraku habis". tentang segerombolan laki-laki yang tak paham mengapa seorang anak laki-laki yang mereka rundung lebih suka bergaul dengan perempuan
"kelak, ketika kita sudah bisa menerima bahwa rupa rupa manusia itu itu saja, tak ada pola dan rumusan yang pasti dan merasa itu lumrah lumrah saja, mungkin kita akan dipertemukan dengan rupa rupa manusia yang lain. tak akan terkejut ketika mereka yang terlihat baik memperlihatkan sisi buruknya, tak berprasangka jelek pada mereka yang dianggap buruk, siapa tahu mereka ternyata baik"…
"di banyak perkampungan dan perumahan padat penduduk kehidupan tenggelam. tak bisa kerja apalagi liburan. semua kendaraan dan akses jalan terendam. tak bisa rebahan atau tidur tiduran". tentang keadaan beberapa kelas sosial di Jakarta saat banjir melanda
"semua cokelat yang ku beli di hari valentine berakhir di perutku sendiri. semua bunga yang ku beli ku tanam di halaman rumah dan ku sirami tiap hari. jatuh cinta pada perempuan tak terasa sesalah itu, tapi juga tak pernah terasa benar". sebuah cerita mini tentang harapan seseorang yang tak pernah benar-benar merasakan cinta dari seorang kekasih saat ia masih remaja…
"tiba tiba aku tersenyum dan merasa senyumanku manis. alis, kumis, dan janggutku semuanya rapi, membuatku merasa aku agak lebih tampan dari biasanya". di hari ke-14 rangkaian #30HariBersuara bertema Self Love ini saya bercerita tentang bagaimana Cupid juga bisa membantu membangkitkan rasa cinta pada diri sendiri…
"maaf saja tapi aku tak akan pernah mau jadi pemuja rahasiamu. saat aku mencintaimu, aku akan memastikan kau tahu". di hari ke-13 rangkaian #30HariBersuara dengan tema Pemuja Rahasia ini, saya bercerita tentang mengagumi dan mencintai bukanlah dosa yang perlu dirahasiakan
"Malaikat juga tahu aku hanyalah seorang budak cinta". di hari ke-12 rangakaian #30HariBersuara dengan tema Bucin ini, saya menulis puisi mini yang diadaptasi dari puisi sekaligus lagu dari Dewi Lestari yang berjudul "Malaikat Juga Tahu"
"gay itu tidak belok. heteroseksual itu tidak lurus. kita tidak berada di persimpangan di mana kita bisa memilih". di hari ke-11 dalam rangkaian #30HariBercerita yang bertema di Persimpangan ini saya menceritakan bagaimana menjadi gay bukanlah pilihan, sama halnya seperti menjadi heteroseksual
Hari ke-10 dalam rangkaian #30HariBersuara dengan tema Pertemanan ini saya menceritakan bagaimana cinta punya berbagai bentuk. Bahkan dalam beberapa kasus, persahabatan adalah bentuk cinta tertinggi. Episode ini adalah rilisan ulang dari yang sudah pernah tayang sebelumnya
"keluargaku adalah mereka yang ada saat aku menangis, sakit, dan tak punya uang yang juga ada saat aku tertawa, sehat sentosa, dan punya cukup banyak uang untuk foya foya". di hari ke-9 rangkaian #30HariBersuara bertema keluarga ini, saya menceritakan tentang keluarga yang berdasarkan hubungan darah dan yang tidak…
مرحبًا بك في مشغل أف ام!
يقوم برنامج مشغل أف أم بمسح الويب للحصول على بودكاست عالية الجودة لتستمتع بها الآن. إنه أفضل تطبيق بودكاست ويعمل على أجهزة اندرويد والأيفون والويب. قم بالتسجيل لمزامنة الاشتراكات عبر الأجهزة.